Saat ini di pekerjaan sahabat-sahabat pers sedang marak tentang kisah Bank Century.
Bank Century adalah bank yang nyaris menjadi korban krisis ekonomi global dengan nyaris bangkrut sebelum diselamatkan oleh LPS untuk diperbaiki.
Kita sangat perlu mempelajari dan merasakan bahwasanya suasana penyelamatan (bailout) bank bermasalah yaitu Bank Century dilakukaan saat situasi ekonomi global sedang dalam kondisi puncaknya. Di saat itu sempat terjadi bank rush di Hong Kong dan untuk mencegah hal serupa Bank Indonesia membuat banyak kebijakan untuk menyelamatkan makroekonomi Indonesia salah satunya dengan menerapkan penurunan cadangan Giro Wajib Minimum untuk menolong permodalan perbankan melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI), mengintervensi kurs rupiah yang melambung luar biasa ke level 12.000 lebih. Pihak Departemen keuangan juga mengintervensi IHSG yang benar-benar mengalami roller coaster turun luar biasa dengan dihentikan perdagangannya beberapa kali oleh Bapepam-LK.
Saya juga saat itu benar-benar berkutat dengan kurang tidur dan kurang makan selama berbulan-bulan untuk mengamati perekonomian internasional yang membuat sport jantung bagi yang mengikutinya.
Kondisi Bank Century pada saat sebelum dibailout secara singkat mempunyai kelemahan sebagai berikut :
1. Mengalami mis-management akibat kurangnya pengawasan Bank Indonesia,
2. Sulitnya permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio / CAR (cadangan modal) yaitu minus (-) 1%
Oleh karena itu Bank Centurylangsung diserahterimakan oleh KSSK menjadi pasien LPS guna direstrukturisasi walaupun ada peminat yang hendak membeli bank tersebut. Oleh LPS Bank Century disuntik modal sebanyak 1,1 triliun rupiah lebih. Saya mendukung bailout 1,1 triliun ini karena situasi benar-benar mendesak.
Akan tetapi, rupanya dalam pelaksanaannya Bank Century menelan bulat-bulat dana sebanyak 6,7 triliun rupiah lebih. Saya jujur kecewa dengan pihak Bank Indonesia yang tidak memberikan data akurat dan pemberitahuan kepada publik dan DPR akan kenaikan dana Bailout ini.
Nah, hal ini yang menjadi awal dari permasalahan saat ini. Adanya dana yang tidak diketahui darimana asal kebijakannya (unknown source of money policy) yang mengakibatkan akumulasi Bailout naik menjadi lebih dari 500%.
Oleh karena itu saya sangat mendukung adanya investigasi, audit, dan penyelidikan terhadap penggunaan uang negara ini. Uang negara harus diawasi, diaudit, dan dilacak apakah penggunaan uang negara ini sudah benar sesuai dengan ketentuan dan tepat pada sasaran yang yang ditujukan serta tidak masuk ke rekening oknum-oknum tertentu.
Dalam upaya ini perlu juga ditekankan penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia agar tidak menjadi ajang menghakimi antar satu pihak dengan pihak lain.
No comments:
Post a Comment