Indonesia, ASEAN dan European Union

Indonesia harus banyak belajar dari Jerman pada khususnya dan Uni Eropa pada umumnya

Karena menurut saya cepat atau lambat ASEAN harus dikembangkan seperti Uni Eropa yang mempunyai mata uang tunggal dan regulasi bersama.

Semangat kooperative (cooperative spirit) Uni Eropa sangat patut dijadikan bahan pembelajaran dan studi mendalam guna mensukseskan ASEAN dengan ekonomi Indonesia dengan penduduk 238 juta jiwa sebagai jangkar kapal (ASEAN) dengan pertumbuhan ekonomi yang positif 4,5% dan prospek ekonomi ke depan yang sangat besar.

Hal-hal yang perlu dipelahari Indonesia kepada Jerman pada khususnya dan Uni Eropa secara umumnya yaitu belajar tentang :
1. Regulasi dan ketaatan terhadap hukum
2. Kebijakan ekonomi
3. Sistem nations in cooperation dalam uni eropa

Uni Eropa terbukti sangat jarang sekali terkena krisis perekonomian karena sistem di uni eropa itu sangat ketat dan regulasinya sangat tegas. Supremasi hukum di uni eropa sangat bagus. Juga kerja sama antar negara uni eropa juga sangat demokratis dan transparan untuk dikritisi publiknya sendiri apakah menguntungkan atau tidak untuk masuk ke uni eropa (cooperatives between nations).

Dalam standar akuntansi juga uni eropa sangat tegas terhadap praktik hedging (spekulan) sehingga ekonomi dan tataran birokrassi di uni eropa sangat teruji karena benar-benar tegas dan juga mengikuti kemauan warganya (demokratis).

Jika dilihat stabilitas makro Zona Euro terlihat sangat bagus. Eur-IDR sekarang 12871,893, USD-IDR 9420,00. Mata uang yang paling stabil saat ini adalah Euro karena defisit budgeter di zona euro tergolong stabil kecuali Inggris. Sedangkan AS dengan defisit budjeter yang lebih dari 1,5 triliun USD dan akan bertambah mengikuti skim kesehatan obama akan membawa USD ke kehancuran.

Sehingga sudah salah arah bagi masyarakat internasional untuk tetap berpegang kepada USD kalau rencana kesehatan dipaksakan bagi semua US citizen.