MILIK PRIBUMI
Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country and it's not about the money.

Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

- APB -

Millenium Developmet Goals : The Third Biggest Obstacle

Masalah terbesar ketiga Millenium Development Goals adalah masalah pemanasan global. Jumlah penduduk planet bumi adalah sebanyak lebih dari 6,5 Milyar Orang yang sebahagian besar hidup di negara-negara berkembang seperti India, Indonesia, negara-negara Afrika, negara-negara Timur Tengah, negara Eropa Timur, negara-negara dunia ketiga, dan negara-negara lainnya.




Dan dari semua angka global carbon footprint ternyata didapatkan negara berkembang hanya menyumbangkan 3 persen. Akan tetapi masyarakat yang kurang mampu dan miskin di negara ini yang paling merasakan dampak akibat pemanasan global ini.


Perubahan iklim akibat pemanasan global akan mengakibatkan sejumlah besar kegagalan panen sehingga mempengaruhi stok dan cadangan pangan dunia. Selain itu pemanasan global juga mempengaruhi kenaikan suhu laut dari pencairan es kutub yang dapat mempengaruhi perikanan dan hasil laut dunia, mempengaruhi cadangan air bersih dunia (air tawar yg bisa dikonsumsi) yang jumlahnya sangat terbatas, membuat penyebaran penyakit lebih mudah selain melemahkan kesehatan manusia akibat iklim yang tidak menentu, menyebabkan banjir akibat air laut yang naik, dan lain-lain.








Ancaman Bencana Iklim dalam Intensitas Besar di Indonesia
KAMIS, 19 NOVEMBER 2009 | 19:48 WIB




JAKARTA, KOMPAS.com- Pakar lingkungan hidup dari Dewan Nasional Perubahan Iklim Amanda Katili mengatakan, ancaman terhadap bencana iklim di Indonesia dapat terjadi dalam intensitas yang lebih besar lagi dan secara langsung dirasakan oleh masyarakat petani, nelayan, pedesaan dan perkotaan.
Dampak yang lebih luas perubahan iklim tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia, keamanan pangan, kegiatan pembangunan ekonomi, pengelolaan sumberdaya alam dan infrastruktur fisik, katanya, pada diskusi peluncuran buku State of World Population 2009, Kamis (19/11) di Jakarta..

MenurutAmanda Katili, perubahan iklim yang sedang terjadi perlu disikapi dengan memperdalam pemahaman tentang proses kejadiannya secara ilmiah, baik penyebab maupun dampaknya terhadap manusia dan lingkungan kita. Dengan pemahaman tersebut dapat direncanak an upaya penyesuaian (adaptasi) dan pencegahannya (mitigasi). Strategi yang sifatnya terintegrasi di tiap sector sangatlah diperlukan. Bukan hanya di tingkat pusat tetapi terutama di tingkat daerah, mengingat berbagai dampak maupun upaya akan terjadi di tingkat daerah.



Sementara Zahidul Huque dari UNFPA , mengatakan negara berkembang hanya menyumbang tiga persen dari carbon footprint global, namun mereka yang paling rentan dan sudah menanggung beban dan efek dari perubahan iklim.
Iklim yang sulit diprediksi mempengaruhi produksi pangan, menghangatkan suhu laut mempengaruhi hasil perikanan, mengurangi akses terhadap air bersih. Juga meningkatkan penyebaran dan kematian karena malaria dan kasus demam berdarah, serta penyakit lain yang disebabkan oleh kekeringan dan banjir, katanya.




Pada bagian lain juga di jelaskan, bahwa sekitar 50 persen dari 240 juta penduduk Indonesia hidup dengan kurang dari 2 dollar AS per hari, sehingga sulit bagi mereka untuk melindungi diri dari dampak iklim yang berubah: peningkatan harga pangan, berkurangnya akses air bersih, layanan kesehatan ketika sakit, dan sebagainya


NAL


Editor: msh


No comments:

Post a Comment

Blogger templates made by AllBlogTools.com