Sebenarnya kalau BI rate terlalu tinggi itu tidak bagus juga loh dalam menarik minat investor luar negeri dalam invest di Indonesia.
Karena mereka melihat potensi keamanan terhadap investasi mereka juga di Indonesia. Kalau suku bunga tinggi otomatis sektor apapun dari industri, manufaktur, UMKM, KPR, KTA, bahkan kredit konsumsi pun akan semakin sulit dan macet. Ini mendatangkan country risk juga bagi keamanan investasi oleh Foreign Investment di Indonesia.
Jadi yg paling penting bukan SBI setinggi-tingginya. Karena itu bukan kunci dalam menarik minat investor luar negeri. SBI setinggi-tingginya hanya menarik minat spekulan rupiah yg beli SBI cuma sebulan dua bulan, habis itu keluar.
Karena perbedaan central bank rate yg tinggi dapat memicu bahaya spekulasi arbitrase internasional dimana org beli kredit dari interest rate rendah utk ditanamkan di country yg interest rate tinggi.
Itu mendatangkan bahaya tersendiri thdp potensi short term foreign investmen. Bukan untuk kestabilan investasi luar negeri atau long term foreign investmen. Atau speculative foreign investment bubble.
Yg paling penting sebenarnya keseimbangan atau istilah klasiknya kestabilan sistem ekonomi, dimana sektor moneter, fiskal, dan sektor riilnya berjalan seimbang dan saling menopang.
Kestabilan pertumbuhan ekonomi tiap-tiap sektor tepatnya yang dibutuhkan dalam resesi ekonomi Indonesia ini.
No comments:
Post a Comment