MILIK PRIBUMI
Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country and it's not about the money.

Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

- APB -

Detik-detik menjelang pertemuan G-20 di London

Bila kita melihat posisi keuangan Amerika Serikat sekarang, maka kita akan melihat Pemerintah AS berada pada posisi yg sangat terpojok pada 2 tahun ke depan.

The Fed berencana akan membeli surat hutang pemerintah AS (T-Bond) sebanyak 350 milyar USD, membeli mortgage yg bermasalah sebanyak 1,25 triliun USD, dan membeli surat hutang (bond) institusi keuangan lainnya yg juga bermasalah sebanyak 100 milyar USD. Dan pemerintah AS akan membeli asset2 beracun (toxic asset) di pasar intrumen keuangan sebesar 1 trilyun USD.

Dan bila kita menilik rencana kedua regulator keuangan terbesar AS (dan dunia) itu dibanding dengan defisit anggaran (APBN) pemerintah AS yang sejumlah - 1,845 triliun USD . Maka hal ini dapat memojokkan pemerintah AS sendiri.

Sebagaimana kita mengetahui tingkat suku bunga AS (The Fed Fund Rate) adalah di anta 0 - 0,25%. Ditambah dengan injeksi triliunan USD ke pasar ditambah dengan rencana pemerintah AS mengucurkan triliunan USD ke pasar akan mengakibatkan jumlah USD di pasar akan terlalu banyak.

Dengan tingkat bunga yan sangat rendah dan defisit yang sangat tinggi akan mengakibatkan AS akan mencetak triliunan USD ke pasar yang akan membuat USD semakin kurang berharga. Dan hal ini akan mengakibatkan inflasi yg cukup tinggi, dimana jika inflasi tinggi otomotis biaya ekonomi juga semakin tinggi (baik dalam memperoleh hutang, dlsb). Hal ini akan memperberat neraca defisit AS yg sudah sangat besar dan akan sulit dalam menormalkan defisit tersebut.

Dan juga Dengan jumlah penebusan asset2 jelek baik berupa toxic asset maupun membeli hipotik (mortgage) yg jelek atau membeli surat hutang (bond) institusi keuangan yg ada dalam masalah, maka penebusan ini sangat terlalu besar. Dengan sistem keuangan AS yang masih dalam keadaan deregulasi terhadap industri jasa keuangannya dalam melakukan transaksi instrumen2 keuangan baik perbankan, asuransi, reasuransi, maupun hedge fund yang sebenarnya dalang krisis ini, maka mengucurkan belasan triliun USD "hanya" untuk menebus terdakwa adalah suatu sikap yang TIDAK EKONOMIS.

Kucuran USD yang sangat banyak itu dibiayai dengan pencetakan USD yang sangat banyak pula. Hal ini akan mengakibatkan USD akan lebih murah (dan relatif kurang berharga bagi pemegang USD). Dan dengan jumlah USD di pasar yang terlalu banyak akan mengakibatkan potensi inflasi tinggi (diharapkan tidak hiperinflasi).

Bila kita menilik sejarah ekonomi dunia. Maka kasus Amerika Serikat sekarang mirip dengan kasus ekonomi Jepang pada era 1990-an. Dimana saat itu Jepang juga mengalami housing bubble, harga tanah melonjak sangat tinggi dan harga2 melambung tinggi. Lalu bubble housing dan bubble pricing itu meletus. Harga2 jatuh dan terjadi krisis ekonomi yg hebat di Jepang. Kemudian Bank Jepang dan Pemerintah Jepang juga melakukan hal yg serupa yaitu BoJ membeli surat hutang Pemerintah Jepang dan menyuntik dana yg melimpah ke pasar dan menurunkan suku bunga mendekati 0 %. Namun hal itu sampai sekarang ternyata belum juga pulih. Dimana ekonomi Jepang masih mengalami stagflasi atau ekonomi yg mengambang, sehingga dengan terpaksa Bank of Japan masih tetap mempertahankan suku bunga yg sangat rendah sampai sekarang.

Dan kasus Amerikat Serikat saat ini juga mirip dengan hal tersebut. Pemerintah AS menurunkan suku bunga mendekati 0%, membeli T-Bond, Menyuntik triliunan USD ke pasar. Pemerintah AS menyuntikkan dana melimpah ke pasar dan membeli asset beracun pada pasar dan korporasi yang nyaris bangkrut.

Namun, akan diyakini bahwa amerika tidak sampai mengalami stagflasi berkepanjangan, namun yang terjadi adalah sebaliknya yaitu inflasi yang tinggi (yg kita harapkan tidak hiperinflasi).

Mengapa?

Karena bila kita melihat kebiasaan ekonomi Jepang. Masyarakat Jepang melakukan ekonomi dengan pola yg konservatif dengan tingkat tabungan yang masih relatif lebih tinggi dan tidak mempunyai jumlah hutang yang relatif besar pada neraca keuangan negara Jepang.

Namun bila kita melihat kebiasaan ekonomi masyarakat AS dimana tingkat tabungan sangat rendah, dan tingkat investasi dan hutang yang sebaliknya sangat tinggi. Hal ini akan mengakibatkan jumlah uang yang diperoleh tidaklah ditabung, tetapi ditransaksikan di pasar.

Hal ini akan mengakibatkan jumlah USD yg sangat banyak di pasar selain akan membut USD semakin murah dan pemerintah AS pada posisi yg terpojok antara memilih mencegah inflasi dengan menaikkan suku bunga (dimana jika inflasi tinggi tetapi tingkat suku bunga tidak mengimbangi, maka nilai uang akan habis oleh inflasi dimana Time Value of Money digerus oleh tingkat inflasi yg tinggi) atau memilih menjaga suku bunga tetap rendah agar defisit anggaran (APBN) AS dapat dicegah tidak semakin banyak (yaitu bila tingkat suku bunga dinaikkan , otomatis biaya Bond akan semakin tinggi dan dapat mengurangi tingkat pemasukan pemerintah sehingga sulit mengurangi defisit anggaran/APBN).

Dengan jumlah USD yg akan murah dan sangat banyak ini, serta beban anggaran yg tinggi ditambah potensi inflasi yg nyata akibat perilaku ekonomi AS yg tidak konservatif maka dampak kenaikan harga komoditas baik pangan (beras, jagung, tebu/gula, gandumg), minyak, gas, batubara, dll akan melambung dengan hebat.

Hal ini tak diayal pasti akan mematikan sejumlah negara berkembang yang tidak mempunyai stabilitas komoditas baik pangan maupun energi. Indonesia harus sangat bersiap-siap dengan hal ini.

Potensi inflasi tinggi pada komoditas sangat bisa terjadi akibat tindakan pemerintah AS dan The Fed yg tidak sabaran, tidak ekonomis, dan cenderung berpikir pendek tanpa berusaha memperbaiki sistem yang ada terlebih dahulu dan membiarkan sejumlah asset rontok dengan sendiri untuk memberi ruang nafas lega bagi perekonomian yang sudah berlari dengan terlalu cepat.

The Fed dan US government sebelum merealisasikan sejumlah rencana dari "pikiran pendek yg kurang tertata dengan baik ini" haruslah memberbaiki mesin perekonomian, tiang penyangga/perekonomian, memegang teguh sistem akuntansi moneter dan budjeter internasional, menata regulasi industri jasa keuangan yang bertransaksi instrumen keuangan dengan baik sebelum melancarkan sejumlah serangan2 sesaat yang akan membunuh diri sendiri pada akhirnya.

Peran UNI EROPA dan G-20 HARUS BISA memaksa kesadaran perlunya regulasi dan pemberlakuan sistem akuntansi moneter dan fiskal yang ketat serta pemberlakuan pengawasan yg ketat atas backed asset yg dijamin atas sekuritas yg diterbitkan agar nantinya tidak mengalami gagal bayar (default) lg pada nantinya yang diakibatkan kerakusan yg meraja lela dan SIALnya kerakusan itu dibenarkan oleh sistem AS [BOBROK] yang ada

No comments:

Post a Comment

Blogger templates made by AllBlogTools.com