MILIK PRIBUMI
Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country and it's not about the money.

Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

- APB -

Kritik terhadap Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat

Pemerintah AS sekarang bukannya menyikapi leveraging yang sudah tidak masuk akal sehat perekonomian lagi jika dbandingkan dengan GDP AS, tetapi malah menambah hutang AS sampai lebih dari 1 triliun USD. Tentunya hutang tersebut tidak didapat dengan gratis, tetapi melalui penerbitan surat hutang yang tentunya yieldnya akan semakin naik, harga semakin murah, akibat berlebihannya treasury bonds di pasar dan banyak investor2 luar AS yg jera untuk invest di AS.

Sebenarnya kalau di Indonesia pemberian subsidi pajak bagi sektor riil skala menengah dan kecil serta perusahaan dengan karyawan banyak atau padat karya (bukan skala besar apalagi sektor konsumsi) yang terkena dampak krisis ekonomi dan itu masuk akal karena krisis di Indonesia (syukurlah) bisa diantisipasi pada gerak yang tepat dan waktu yang tepat sehingga efeknya tidak massive seperti yang terjadi di AS. Karena kerugian di Indonesia tidak terlalu massive (relative untuk saat ini) maka pemerintah dapat melegakan pendapatannya sejenak dari sektor pajak (fiskal) untuk memberikan subsidi/insentif pajak kepada sektor riil ini agar dapat bersaing di tengah krisi yang tentunya sangat diharapkan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Karena dengan mempertahankan karyawan pada sektor riil tersebut dampak positifnya jauh lebh banyak daripada memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau last effort (cara terakhir) untuk menolong masyarakat marjinal yg terkena PHK.

Nah, kalau di AS kasusnya berbeda. Krisis yang terjadi adalah sangatlah massive sehingga penangan stimulus pajak pun jauh lebih besar daripada di Indonesia. Ditambah dengan ternyata pemerintah AS lebih cenderung memberikan subsidi pajak (tax rebates) kepada konsumen atau rumah tangga daripada kepada perusahaan-perusahaan yang bermodal kecil dan menengah agar bisa mempertahankan karyawannya dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan skala besar yang terancam bangkrut. Kesalahan fatal cara AS dalam meningkatkan konsumsi domestik yaitu tadi memberikan kemudahan pajak kepada konsumen rumah tangga yang (syukurlah) langkahnya tidak dilakukan oleh kebijakan fiskal Indonesia karena tidak produktif sebenarnya sama sekali. Karena hal itu hanya mengurangi pendapatan pemerintah dari sektor fiskal yang nantinya akan dapat dipakai untuk mengurangi beban hutang (leverage) pemerintah itu sendiri.

Sebenarnya cara yang lebih baik daripada pemberian insentif pajak kepada konsumen ada, yaitu sama seperti ketika terjadi bada topan Katrina di Amerika Serikat. Yaitu pemerintah AS (Bush, dkk) memberikan voucher yang bernilai sejumlah USD dalam jumlah lumayan kepada rumah tangga yang terkena musibah. Voucher itu sendiri mempunyai masa berlaku selama berminggu-minggu atau bisa diberi contoh 3 minggu. Jadi masyarakat harus membelanjakan vouchernya untuk membeli segaka keperluan konsumen yang otomatis akan secara Riil menngkatkan konsumen domestik AS sendiri. Dan juga hal ini akan membuat efektivitas terhadap stimulus dimana pada tax rebate atau pengembalian pajak rumah tangga (utk tujuan konsumsi) biasanya malah akan ditabung oleh rumah tangga.

But, Tax incentives and tax subsidies for economic growth in USA are estimated worked only for 2 years bro, 2009-2011. In 2011, there is a sign of certainty that the taxation rate in USA will arise at least similar with European Union such as Deutschland, France, etc. This will happened due too the heavy burden of leveraging and potential big inflation because excess of USD in capital market and it will increase cost of capital and US government needed to increase tax rates to pay all of this leverages and cost of capital.

No comments:

Post a Comment

Blogger templates made by AllBlogTools.com