MILIK PRIBUMI
Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country and it's not about the money.

Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

- APB -

Revolusi Sudah Usai, Saatnya Memprioritaskan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan

Revolusi Sudah Usai, Saatnya Memprioritaskan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan - M. Hatta (Proklamator Indonesia - Bapak Koperasi Indonesia)


Bung Hatta mengucapkan kata-kata tersebut sebelum duet twitunggalnya dengan Ir. Sukarno (Presiden RI saat itu) akan berakhir . Beliau adalah sahabat erat Ir. Sukarno sekaligus juga adalah pengkritik tajam Presiden RI saat itu. Ia tidak setuju dengan cara Ir. Sukarno memimpin demokrasi terpimpin dengan prinsip revolusi tanpa henti. Beliau berprinsip revolusi sudah usai dengan sukses melalui perundingan dan mari kembalikan Republik Indonesia pada jalan demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi yang sesungguhnya yaitu demokrasi yang murni menjadi teladan dan pilar bagi pembangunan bangsa. Saatnya menegakkan kembali demokrasi berpolitik yang murni dengan partai politik dan memprioritaskan demokrasi ekonomi melalui pembangunan ekonomi kerakyatan.


Saat ini sangat banyak orang yang meneriakkan revolusi baik revolusi di bidang politik, revolusi di bidang ekonomi dan revolusi di bidang hukum. Revolusi memang sangat baik digunakan pada kondisi yang kritis seperti kondisi bangsa Indonesia dahulu. Bangsa Indonesia dijajah selama ratusan tahun oleh penjajahan, fasisme dan diktatorisme Portugis dan Belanda serta selama 3,5 tahun oleh Jepang. Penjajahan saat itu berhasil dilawan oleh barisan pemuda-pemudi Indonesia dalam gerakan kemerdekaan yang dilakukan secara kedaerahan sampai ke tingkat nasional dan internasional. Dan akhirnya Indonesia berhasil memperjuangkan kemerdekaannya di hadapan publik internasional dengan cara revolusioner dan diakui oleh rakyat internasional.

Namun setelah bangsa Indonesia merdeka, penekanan asas dasar Republik Indonesia yaitu demokrasi yang murni dalam Pancasila dan UUD 1945 tidak sepenuhnya dilakukan. Republik Indonesia yang diharapkan dapat menjaga keutuhan demokrasi politik dan ekonomi secara murni dari fasisme, diktatorisme, dan penjajahan dari luar negeri nyatanya selalu dihadapkan oleh fasisme dan diktatorisme dari dalam negara sendiri baik dalam demokrasi terpimpin Orde Lama maupun masa pemerintahan Suharto yaitu Orde Baru.

Bung Hatta adalah seorang tokoh negarawan dan bapak ekonomi nasional yang solid dalam berprinsip, yaitu demokrasi harus dijalankan dengan utuh, murni dan konsekuen. Beliau menyatakan akan mengundurkan diri setelah Konstituante selesai dibentuk dan beliau menepati perkataannya. Maka tanggal 1 Desember 1956 beliau meletakkan jabatannya sebagai wakil presiden RI. Walau Ir. Sukarno mencegahnya namun beliau tetap pada prinsipnya. Setelah itu dia aktif dalam bidang akademik dan penmbimbingan koperasi sebagai demokrasi dalam bidang ekonomi yaitu ekonomi kerakyatan.

Bung Hatta sangat menyadari bahwa pembangunan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak dapat dilakukan dengan cara yang revolusioner seperti pada saat masa perang melawan penjajahan dalam mendapatkan kemerdekaan. Beliau menekankan pentingnya pendidikan, demokrasi, intelektualitas dalam melawan penjajahan. Beliau menanamkan hal ini sebagai dasar kemandirian dan kemajuan bangsa Indonesia yang secara tersirat beliau sampaikan dalam pidato pengukuhan Doctor Honoris Causa dalam bidang hukum dari Universitas Gajah Mada di Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment

Blogger templates made by AllBlogTools.com