MILIK PRIBUMI
Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country and it's not about the money.

Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

- APB -

Kekecewaan Peniadaan Akuntansi Mark to Market AS

Ditengah-tengah kampanye regulasi ekonomi global, Amerika Serikat dengan Ikatan Akuntansinya meregulasi aturan pelaporan laporan keuangan agar tidak mark to market atau tidak berpaku kepada kondisi (harga) pasar riil. (Baca : http://www.reuters.com/article/businessNews/idUSN0235590020090402?feedType=RSS&feedName=businessNews&sp=true)

Jujur, saya sangat kecewa dengan kebijakan Ikatan Akuntan Amerika berikut...Jadi kalau diibaratkan ada sebuah rumah di Amerika Serikat yang harganya sebelum krisis USD 300.000. Dan kini harganya itu USD 100.000

Maka karena peraturan itu sekarang bank bisa berargumen kalau misalnya sebuah rumah itu harga "mark to market"nya itu tetap $300,000. Dan auditor kalo baca itu harus setuju.

Argumentnya harga 300,000 itu harga normal dan harga 100,000 itu harga "tertekan", harga yg abnormal. Pada intinya ini adalah merubah peraturan supaya bank2 bisa nipu investor-investor yang menanamkan duit di bank-bank amerika serikat.

Skrg ini waktu asset bubble burst, paling tidak kita masih dilindungi oleh ketentuan dan peraturan akuntansi serta auditor-auditor yang handal. Istilahnya sampah yah dihargai sampah, racun ya dihargai racun. Hitam itu hitam, dan putih itu putih.

Sekarang aturannya diubah, sampah boleh dihargain berlian, racun boleh dihargain obat. Jadi kalo dulu bank banyak pegang sampah dan nelan racun akibatnya bank-bank tersebut akan bangkrut.

Tetapi sekarang perbankan bisa banyak pegang sampah dan nelan racun, tetapi karena dihargain berlian dan obat, maka perbankan keliatannya sehat,padahal udah sekarat.

Efeknya ini nanti kalo misalnya ada bubble lagi. Asset perbankan ikut nambah jelas. Tapi kalo bubblenya pecah dan harga-harga asset turun maka asset bank tidak ikut berkurang. Jadi bank "keliatannya" lebih sehat. Itu efek jangka panjangnya. Untuk efek jangka pendeknya, skrg bank bisa merubah accounting mereka dan bikin memodifikasi asset mereka sendiri ngegelembung naik. Jadi "keliatannya" mereka lebih sehat.

Jadi personifikasinya seperti gini. Ada orang yang tadinya miskin, terus jadi kaya mendadak.Eh, abis itu orang itu miskin mendadak lagi. Setelah itu pemerintah bilang, walaupun kamu miskin mendadak, kamu harus tetap pakai baju seperti waktu kamu kaya. Jadi walaupun kamu miskin, baju kamu terlihat keren-keren. Jadi orang tetap melihat, wow dia kaya ya... Padahal udah miskin mendadak.

Lebih jeleknya lagi. Walaupun orang2 ngeliatnya kamu kaya. Tapi sebenarnya dalemnya kamu tetep miskin. Cuma pakai baju seperti waktu kamu kaya.

Sama halnya walaupun perbankan sudah miskin karena pegang asset sampah dan racun semua, dari luar bank tetap kelihatan kaya.

Jadi Amerika Serikat akan memiliki perbankan yg keliatannya sehat-sehat saja walaupun ekonominya ambruk. Sebenernya perbankannya pelan2 udah ambruk, tapi masih bisa ditutup2in.

Kalau ditinjau dari alasan untuk memperkuat pinjaman, ini juga tidak beralasan. Perbankan hanya boleh meminjamkan apa yang mereka miliki. Kalau asset mereka gede tetapi kas mereka miskin, pinjaman juga tetap macet.

Apalagi kalau ternyata sampah dan racun yang dihargai diamond dan obat itu dibeli oleh pemerintah AS dan The Fed full price atau pada harga yang tetap untuk memberi kas lebih pada perbankan.

Akan benar2 kelihatan rupa aslinya asset perbankan itu. Kosong melompong dan keropos dan menghabiskan uang pajak rakyat membeli asset spt itu. Itu namanya penipuan publik warga Amerika Serikat.

Sepertinya Pemerintah AS berpikir, kalau tidak bisa menghentikan krisisnya. Setidaknya kita bisa membuat krisisnya "tidak kelihatan / invisible crisis".

Padahal sebagaimana yang kita ketahui bersama

BAHWA INDUSTRI PERBANKAN ADALAH INDUSTRI YANG BERASASKAN KEPERCAYAAN

No comments:

Post a Comment

Blogger templates made by AllBlogTools.com